1. Kungfu
Kungfu adalah ilmu bela diri
yang berasal dari Tiongkok. Akan tetapi, arti kata Kung fu sebenarnya memiliki makna
yang jauh lebih luas, yakni sesuatu
yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan ketekunan yang tinggi.
Dengan demikian, seorang ahli masak yang hebat pun dapat dikatakan memiliki
Kung fu yang tinggi.
Selain kata Kung fu, istilah Wushu dan Kundao atau Kuntao juga sering dipakai untuk menyebut ilmu bela
diri dari Tiongkok tersebut. Ilmu Kung fu yang sudah menyebar ke Asia Tenggara (terutama Indonesia) pada masa lalu disebut Kuntao,
demikian menurut Donn Draeger
dalam bukunya yang berjudul Weapons
and Fighting.
2. Capoeira
Capoeira merupakan sebuah olah raga
bela diri
yang dikembangkan oleh para budak Afrika di Brasil pada sekitar tahun 1500-an.
Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian dan bertitik berat pada tendangan.
Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi oleh musik dan disebut Jogo. Capoeira sering dikritik karena
banyak orang meragukan keampuhannya dalam pertarungan sungguhan, dibanding seni
bela diri lainnya seperti Karate atau Taekwondo.
Capoeira adalah sebuah sistem bela diri
tradisional yang didirikan di Brasil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang
Portugis ke Brasil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman
dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik
tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul
dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar),
dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam
berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh
para budak
di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang
budak melarikan diri ia akan dikejar oleh "pemburu" profesional
bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan).
3. Karate
Karate adalah seni bela diri
yang berasal dari Jepang.
Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa.
Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti
“Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu
sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa
(Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar
lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua
kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji
bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin:
kongshou).
Menurut Zen-Nippon
Karatedo Renmei/Japan
Karatedo Federation (JKF) dan World
Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang
utama yaitu:
Keempat
aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam
pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya
karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja.
Beberapa aliran besar seperti Kyokushin
, Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar
luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang
termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara
Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF.
Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal
dengan nama WUKO - World Union of
Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi
karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk
meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda
dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan
dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
- Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
- Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
- Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman
sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga.
Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara
aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
4. Taekwondo
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahraga
bela diri
asal Korea
yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional
Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga
dipertandingkan di Olimpiade. Taekwondo di Indonesia semakin populer sejak
dipromosikan secara besar-besaran oleh Saseong Nim Daxon Joetandi (Dan VII
Kukkiwon), seorang bankir profesional yang terkenal sebagai pemegang sabuk
hitam termuda di Indonesia sejak berumur 7 tahun.
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau
menghancurkan dengan kaki"; Kwon
berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau
"seni". Jadi, Taekwondo
dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau
"jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo
telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak
seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela
diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai
organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan
dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki
yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu
pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah
yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan
melompat, berputar, skip dan
menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan
taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan
pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahraga
bela diri
asal Korea
yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional
Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga
dipertandingkan di Olimpiade. Taekwondo di Indonesia semakin populer sejak
dipromosikan secara besar-besaran oleh Saseong Nim Daxon Joetandi (Dan VII
Kukkiwon), seorang bankir profesional yang terkenal sebagai pemegang sabuk
hitam termuda di Indonesia sejak berumur 7 tahun.
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau
menghancurkan dengan kaki"; Kwon
berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau
"seni". Jadi, Taekwondo
dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau
"jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo
telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak
seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela
diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai
organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan
dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki
yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan,
tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling
banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat,
berputar, skip dan menjatuhkan,
seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga
mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan
tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).
5. Pencak Silat
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela
diri tradisional yang berasal dari Nusantara.
Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia,
Malaysia,
Brunei,
dan Singapura,
Filipina
selatan, dan Thailand
selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan
para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah
Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada
pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia
mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat
terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih
dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Setiap empat tahun di Indonesia
ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga
dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia
juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman,
dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat
menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama
bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah
dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia banyak sekali
aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini menunjukkan
kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada
didalamnya.
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela
diri tradisional yang berasal dari Nusantara.
Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia,
Malaysia,
Brunei,
dan Singapura,
Filipina
selatan, dan Thailand
selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan
para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara
adalah Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada
pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia
mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat
terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih
dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Setiap empat tahun di Indonesia
ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga
dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia
juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman,
dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat
menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama
bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah
dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia banyak sekali
aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini menunjukkan
kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada
didalamnya.
6. Muay Thai
seni bela diri keras dari Kerajaan Thai.
Muay Thai mirip dengan gaya seni bela diri lain dari Indocina,
seperti pradal serey dari
daerah Kamboja,
Tomoi dari daerah Malaysia,
lethwei dari daerah
Myanmar
dan Muay Lao dari
daerah Laos.
Muay Thai adalah olahraga nasional Kerajaan Thai dan turunan dari bela diri
kuna Muay Boran. Teknik
formal Muay Thai dibagi menjadi dua kelompok: "Mae Mai" atau "teknik utama" dan "Luk Mai" atau "teknik
minor". Muay Thai sering merupakan seni tempur kontak penuh, dimana lawan
saling bertukaran pukulan dengan satu sama lain. Hal ini tentunya adalah
berdasar penataan gaya tradisional di Kerajaan Thai, tapi merupakan suatu
bentuk bela diri yang kurang populer dalam sirkuit dunia bela diri kontemporer
di mana gaya bertukar pukulan dengan pukulan ala Thai dianggap tidak lagi
menguntungkan. Hampir semua teknik dalam Muay Thai menggunakan gerakan seluruh
tubuh, memutar pinggul dengan setiap tendangan, pukulan, siku dan tangkisan.
7. Kali Eskrima
Eskrima atau Escrima adalah seni bela diri
Filipina
yang menggunakan senjata
berupa tombak
dan pedang
/ parang
sebagai alat pertarungan. Selain itu ada sebutan lain yaitu Kali, Arnis atau Arnis de Mano (perkerasan
terhadap tangan); Bisa juga disebut sebagai FMA (Filipino Martial Arts). Eskrima atau Arnis adalah kata dasar
yang selalu diikutkan dari beberapa nama seni bela
diri yang dipakai di Filipina dewasa ini. Sedangkan Kali lebih dikenal di Amerika
Serikat dan Eropa, sebenarnyah sebutan ini jarang digunakan di Filipina
karena kata tersebut adalah kata yang tidak diketahui, tetapi melihat
perkembangan yang begitu populer di luar Filipina
dan memengaruhi praktisi asing, akhirnyah kata Kali dipakai menjadi
bagian dari seni bela diri Filipina.
Kalis
adalah satu kata yang berarti senjata tajam berupa keris, atau berupa Arit, akhirnyah kata Kalis ini menjadi salah
kaprah diterjemahkan sebagai asal kata dari Kali (catatan: bahasa
Filipina tidak menggunakan “s” sebagai bentuk jamak). Pada kesimpulannya, Eskrima, Arnis, Arnis de Mano, Kali dan FMA dapat diartikan sebagai seni bela
diri senjata dan dan tangan kosong dari Filipina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar